Kabarnusa.com – Wisatawan yang tengah menikmati Bali Zoo di Kabupaten Gianyar, Bali mendapat suguhan menarik berupa ritual tumpak kandang yakni sebuah prosesi keagamaan untuk memohon keselamatan bagi satwa agar terhindari dari segala macam penyakit.
Ritual yang digelar rutin untuk satwa yang ada di kebun binatang yang beralamat di Jalan Raya Singapadu, Sukawati Gianyar itu, dilaksanakan setiap 210 hari.
Pada ritual tumpak kandang digelar pada Sabtu 7 Maret lalu, yang menyedot animo pengunjung baik domestik maupun mancanegara.
“Prosesi ini memiliki makna untuk mengembangkan rasa kasih sayang dan penghormatan kepada semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Public Relation Executive Emma Kristiana Chandra.
Upacara terhadap satwa-satwa yang menjadi koleksi Bali Zoo itu, dilakukan dengan menghaturka sesajen dan dipercikkan dengan air suci oleh pemuka agama atau pemangku pura setempat.
Beberapa satwa yang diupacarai seperti Gajah, Siamang, Owa Jawa, Beruang Madu dan Binturong.
Sesajan yang disajikan untuk upacara seluruh satwa yang ada di kebun binatang seluas 9 hektar itu, sebagai simbol untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai dewa yang berkuasa atas kehidupan makluk hidup khususnya satwa yakni Sang Hyang Rare Angon perwujudan Dewa Siawa.
“Upacara tumpak kandang itu merupakan penghormatan terhadap Dewa Pencipta dan Pemelihara Satwa dengan tujuan memohon keselamatan agar seluruh satwa diberi kesehatan dan terbebas dari segala macam penyakit,” sambung Emma.
Perayaan hari suci itu, kata Emma juga berhubungan dengan konsep Tri Hita Karana yang sesuai ajaran Pelemahan yakni hubungan manusia dengan alam sekitar khususnya satwa.
“Dalam perayaan Tumpak Kandang ini juga sebagai upaya kami untuk turut menjaga kelestarian alam dan isinya,” imbuhnya.
Pengunjung yang tengah menikmati sejuk dan rindangnya suasaha kebun binatang, nampak tertarik melihat prosesi tersebut dengan mengabdikannya menggunakan kamera atau telefon seluler.
Diketahui, Bali Zoo sebagai lembaga konservasi terus berupaya melestarikan satwa langka dari kepunahan. Sejak berdiri 2002 sebagai satu-satunya kebun binatang yang dibangun penduduk lokal di Pulau Bali itu memiliki 450 ekor satwa baik mamalia, reptile dan burung.
Emma menambahkan, di kebun binatang yang didirikan Anak Agung Gde Putra itu, rata-rata kunjungan perhari mencapai 1000 orang dan jika musim liburan bisa mencapai 4000 orang. (gek)