AICEE ke-3 di Bali, Cetak Biru Regional bagi Kerja Sama Energi

Cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE menjadi inti dari Konferensi iThe 3rd Annual ASEAN International Conference Energy and Environment (AICEE) yang digelar di Bali.

Nusa Dua – Konferensi iThe 3rd Annual ASEAN International Conference Energy and Environment (AICEE) kembali digelar di Bali yang .menjadi cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE.

Pertemuan ini untuk ketiga kalinya, dengan tujuan untuk mendorong kolaborasi di antara para akademisi, pembuat kebijakan, dan pakar industri untuk mengatasi tantangan energi dan lingkungan di kawasan ASEAN.

AICEE ke-3 diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy (ACE) dan diselenggarakanKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Dengan tema ”Accelerating a Just, Secure and Resilient Energy Transition in ASEAN through Innovation and Interconnectivity’,

AICEE tahun ini memiliki arti penting karena diselenggarakan bertepatan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) dan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41), menciptakan lingkungan yang sinergis bagi kolaborasi antar disiplin dan berbagai pihak di ASEAN.”

Merangkul transisi energi sebagai elemen landasan untuk mencapai keamanan energi regional dan kelestarian lingkungan adalah prinsip utama APAEC

Manager ACE dan Chairman AICEE ke 3 Dr Zulfikar Yurnaidi, menambahkan, tema konferensi tahun ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun jalur energi yang berkelanjutan bagi ASEAN.

“Dengan lebih dari 150 abstrak yang masuk dan hampir 100 presentasi makalah, konferensi AICEE tahun ini menjanjikan serangkaian topik yang mencerminkan beraneka ragam sifat energi dan permasalahan lingkungan.

Topik-topik tersebut antara lain, transisi energi dan teknologi baru yang sedang berkembang, membahas pergeseran dinamis menuju sumber energi berkelanjutan, insentif kebijakan, dan peningkatan efisiensi energi. Interkoneksi: keamanan.

Selain itu, aksesibilitas, membahas interkonektivitas jaringan energi, keamanan siber dan fisik, serta mendorong kerja sama regional.

Keberlanjutan, rekayasa, dan infrastruktur mengeksplorasi praktik-praktik untuk mengurangi emisi, mempromosikan energi terbarukan, dan meningkatkan ketahanan iklim di berbagai sektor.

Penetapan harga karbon dan investasi hijau menyoroti pentingnya penetapan harga karbon dan mekanisme investasi hijau untuk beralih ke
teknologi rendah karbon.

Energi dan digitalisasi menelaah perpaduan antara energi dan teknologi digital, termasuk IoT dan blockchain, untuk sistem energi yang efisien. Lingkungan, kebijakan, dan sosial ekonomi, menganalisis sifat multidimensi dari transisi energi, mulai dari kebijakan dan tata kelola hingga kerja sama internasional.

Mitra akademis dan institusi penyelenggara AICEE memainkan peran penting dalam kesuksesan konferensi ini. Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) sebagai tuan rumah bersama, menyumbangkan keahlian dan sumber daya.

Selain itu, mitra akademis, Universiti Teknologi Nasional (Uniten) Malaysia, ASEAN Climate Change and Energy Project (ACCEPT) II, Energy Research Institute (ERI), Chulalongkorn University, University of Hawai’i, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), serta dukungan dari National Energy Technology Center (ENTEC), Thailand, ***

Berita Lainnya

Terkini