Bahas Pemanfaatan Blok Tahura, Walhi Bali Walk Out

16 September 2015, 05:47 WIB

tukad%2Bmati

Kabarnusa.com – 
Menilai Dinas Kehutanan Bali tidak transparansi dalam konsultasi publik
karena tidak menyertakan data dan materi konsultasi sejak awal dalam
pengelolaan Taman Hutan  Rakyat (Tahura) Ngurah Rai Walhi memilih walk out (WO).

Rapat
diadakan Dinas Kehutanan Provinsi Bali di ruang Pertemuan BPHM Wilayah
1, Jaln By Pass Ngurah Rai Denpasar, 15 September 2015, ahirnya berjalan
tanpa kehadiran Walhi.

Hadir Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali
I G N Wiranatha, sebagai moderator dan Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit,
M.Agr dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana sebagai Ketua Tim
Normalisasi Tukad Mati.

Sebelum menyampaikan pandangannya,
Koordinator Walhi Bali Suriadi Darmoko menegaskan mereka hanya
menghormati undangan Dinas Kehutanan.

“Kami datang untuk tidak menyepakati apapun di dalam konsultasi publik ini,” tegasnya.

Dia
menyayangkan undangan konsultasi publik sengaja dibuat mendadak.
Undangan konsultasi publik ini baru diterima 14 September 2015 atau satu
hari sebelum pertemuan ini.

Selain itu, Walhi menilai proses konsultasi publik ini yang tidak terbuka sejak awal.
Sseharusnya materi presentasi tidak diberikan hari ini tetapi sudah jauh-jauh hari sebelum konsultasi ini diadakan.

Terkait
revisi penataan blok di kawasa Tahura, Jro Bendesa Adat Kuta menekankan
bahwa pemanfaatan terbatas semata-mata untuk penanganan sampah yang
menggunung, membersihkan alur sungai dari endapan lumpur dan
penanggulangan bencana alam.

Desa Adat meminta semua pihak
memahami penandatanganan surat perubahan blok di kawasan tukad mati
semata-mata untuk kepentingan bersama yaitu penanggulangan bencana.

“Kami
desa adat Kuta tidak setuju kalau sesuatu yang namanya hutan primer itu
akan diganggu pelestariannya. Jadi tiyang tidak mengatakan desa adat
kuta setuju bahwa ada reklamasi. Tidak ada”, serunya.

Dia sepakat
jika Kuta ingin mencegah banjir, tapi jangan sampai kemudian keinginan
warga Kuta ini ditunggangi pemerintah bahkan investor.

Artinya saya tidak melihat bahwa perubahan kawasan pemanfaatan blok ini tujuannya hanya murni untuk normalisasi.

“Tetapi saya menduga ada penumpang gelap.” tudingnya.

Kata dia, proyek normalisasi Tukad Mati seharusnya dapat terus dilanjutkan tanpa perlu merubah blok Tahura. (kto)

Berita Lainnya

Terkini