Denpasar – Pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi membuat Bali segera bangkit dengan memperkuat pembangunan yang berbasis sumber daya lokal.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menerima kunjungan dari Delegasi Provinsi Bataan Filipina, terkait pertukaran informasi pembangunan pariwisata Provinsi Bali yang ingin diadopsi oleh Provinsi Bataan, di Kantor Gubernuran, Denpasar, Sabtu (3/12/11).
Dijelaskan lebih lanjut, Wagub Cok Ace, pembangunan yang berbasis sumber daya lokal melalui sektor pertanian, kelautan dan perikanan, serta industri kerajinan rakyat berbasis budaya yang didukung oleh pariwisata.
Pihaknya mengapresiasi dan berterimakasih jika ada provinsi atau daerah lainna yang ingin belajar dari Bali.
Menurut Wagub Cok Ace, belajar dari pandemi, bahwa Bali tidak bisa terlalu mengandalkan pariwisata sebagai roda utama penggerak ekonomi.
Dilihat dari sebelum pandemi, PDRB Bali 54% berasal dari sektor pariwisata, dan begitu terjadi pandemi Covid-19, ekonomi Bali sangat terpuruk.
Karenanya, pada periode Bali Era Baru ini Pemprov Bali melakukan beberapa cara manuver penggerak ekonomi Bali, salah satunya adalah penguatan Potensi Sumber Daya Lokal Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali yang diwariskan merupakan potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun perekonomian Bali.
Sejalan dengan visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, maka konsepsi Padma Bhuwana relevan dijadikan kerangka pendekatan untuk pemetaan kewilayahan baik secara sakala maupun niskala.
Secara sakala bahwa prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. .
Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasanga yang menaungi wilayah tersebut sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal.
Berdasarkan pemetaan inilah, maka pembangunan dan pemberdayaan potensi harus menyasar seluruh elemen Sad Kerthi, yakni jiwa masyarakatnya (Atma Kertih), kualitas SDM-nya (Jana Kertih), tata ruang wilayahnya (Jagat Kertih), dan seluruh elemen alam serta lingkungan biotik yang berada di dalamnya (Samudera, Wana, dan Danu Kertih).
“Jadi, konsepsi Padma Bhuwana menyediakan landasan teoritis maupun praksis untuk mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” urainya.
Saat ini Pemerintah Provinsi Bali melalui Gubernur Bali menerbitkan beberapa peraturan daerah untuk mengatur beberapa hal yang ada kaitannya dalam menjaga Bali.
Salah satunya peraturan terkait penggunaan plastik sekali pakai, dimana di Bali saat ini khususnya di tempat perbelanjaan, objek wisata dan tempat lainnya tidak boleh menggunakan plastik sekali pakai. Hal ini untuk mengurangi sampah plastik di Bali.
Selain itu juga dikeluarkan aturan terkait penggunaan produk lokal untuk industri pariwisata, dimana hotel dan restoran yang ada di Bali harus menggunakan produk lokal petani Bali dalam menghidangkan makanan.
Hal ini digunakan untuk menjaga para petani Bali agar tetap bisa menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Sehingga pembangunan Bali dapat berkelanjutan dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Delegasi yang berjumlah 9 orang tersebut sangat antusias dalam melakukan dialog dengan Wagub Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali ini. ***