Lakukan Intensifikasi, Produksi Petambak Udang di Indramayu Melonjak

22 Maret 2021, 18:57 WIB

KKP menyiapkan strategi peningkatan produksi udang nasional yakni
melalui intensifikasi teknologi/KKP.

Jakarta – Para petambak udang di Kabupaten Indramayu Jawa Barat setelah
menggunakan tambak sistem intensif merasakan peningkatan tajam produksi udang
mereka.

Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Sari Segara Desa Krangkeng Kecamatan
Krangkeng Indramayu, Fatah Aliudin menceritakan bersama dengan yang lain telah
mendirikan Pokdakan dari tahun 2012, awalnya hanya memiliki 6 kolam saja.

Ppada tahun 2014, mereka mulai mengembangkan tambak intensif dan saat ini luas
lahan yang dimiliki sebesar 15 Ha terdiri dari 5 Ha tambak intensif sebanyak
12 kolam terdiri dari 4 kolam dengan ukuran masing masing 3.500 m2 dan 8 kolam
ukuran masing masing 1.500 m2.

Sisanya 10 Ha adalah kolam gelondongan bandeng dan garam. “Alhamdulillah
dengan menggunakan tambak sistem intensif hasilnya bisa meningkat”, kata Fatah
dalam keterangan di Indramayu (22/3/2021).

Untuk tambak udang dengan padat tebar 70-80 ekor per m2. Sebelumnya dengan
tambak tradisional dengan produktivitas 5 kwintal – 1 ton per siklus per Ha
dan size 80 dengan nilai diperoleh sekitar Rp 60 juta.

Saat ini dengan mengembangkan budidaya udang tambak intensif, size yang
diperoleh bisa mencapai size 40 dengan produktivitas 12 ton per siklus per Ha
dengan nilai diperoleh sekitar Rp 960 juta.

“Syukur Alhamdulillah dengan beralih ke tambak intensif, hasil produksi kami
bisa meningkat, otomatis pendapatan dan untung kami juga meningkat,” ungkap
Fatah.

Untuk itu, kedepan harapannya, tambak tersebut bisa menjadi percontohan bagi
pembudidaya yang ingin mengembangkan tambaknya menjadi tambak instensif.
Sehingga dapat menyejahterakan anggota kelompoknya.

“Kedepan kami akan mengembangkan tambak instensif kembali seluas 5 Ha dan
harapan kami adanya bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti
berupa kincir, pompa, genset , benur atau pakan,” ujarnya lagi.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan saat ini KKP
tengah fokus pada produk ekspor, salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
memiliki nilai ekonomi tinggi yaitu udang.

Maka dari itu, udang dipilih sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan dan
akan dikejar terus produksi udang. Dan untuk mencapai produksinya, maka kami
terus mensosialisasikan dan menggaungkan budidaya udang sistem intensif.

Oleh karena itu, KKP menyiapkan strategi peningkatan produksi udang nasional
yakni melalui intensifikasi teknologi. “KKP juga mendorong tambak tradisional
untuk di-upgrade teknologinya sehingga memiliki produktivitas optimal,” jelas
Slamet.

“Harapannya dapat di- upgrade produktivitas tambak tradisional melalui input
teknologi, sehingga produktivitas bisa ditingkatkan dari semula < 1
ton/ha/tahun minimal semi intensif dulu yakni berkisar 10 ton/ha/tahun,” harap
Slamet.

Secara pribadi, dia mengapresiasi dan bangga dengan Pokdakan Sari Segara Desa
Krangkeng Kecamatan Krangkeng Indramayu sudah mulai di-upgade tambaknya seluas
5 Ha dari tambak tradisional menjadi tambak intensif sejak tahun 2014 dan
sudah mulai merasakan hasilnya dari tambak intensifnya yang dapat meningkatkan
taraf hidup.

Semoga tambak Pokdakan Sari Segara dapat menjadi contoh bagi petambak lain
yang akan mengembangkan tambaknya menjadi tambak intensif.

“Sebagaimana Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono sampaikan
harapannya dapat ditingkatkan teknologinya dengan tambak intensif,” papar
Slamet.

Selain aspek teknologi lanjut Slamet lagi, untuk meningkatkan nilai tambah
serta sosial ekonomi berperan penting pada kesejahteraan pembudidaya, aspek
lingkungan adalah faktor yang paling utama, pola pengelolaan dengan
mempertimbangkan kualitas lingkungan.

Ketersediaan IPAL yang efektif dan selalu menjaga kelestarian ekosistem adalah
mutlak yang harus ada dan dilakukan dalam budidaya udang apalagi teknologi
intensif.

Dengan tetap menjaga kualitas lingkungan melalui pengelolaan limbah yang
efektif, maka kendala hama dan penyakit tidak menjadi hal yang berarti.

Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi,
menambahkan tambak udang intensif merupakan salah satu upaya dalam rangka
percepatan peningkatan produksi perikanan.

Dalam proses budidayanya sebaiknya dilakukan secara ramah lingkungan untuk
keberlangsungan proses budidaya, oleh karena itu perlu dukungan infrastruktur
yang memadai.

“Harapannya dengan sistem intensif ini mampu meningkatkan produksi udang dan
mampu meningkatkan kesejahteraan serta ekonomi para pembudidaya di Kabupaten
Indramayu,” tandasnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini