Menkes Budi Gunadi Sadikin Heran Penanganan Penyakit Tuberkulosis Tidak Bisa Tuntas

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin heran penyakit tuberkulosis (TB) hingga kini masih belum bisa ditangani tuntas padahal usia penyakit ini sudah ratusan tahun.

9 September 2022, 22:18 WIB

Denpasar  –  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku heran penyakit tuberkulosis (TB) yang sudah ada ratusan tahun hingga kini masih belum bisa ditangani tuntas.

Menkes Budi Gunadi Sadikin lantas membandingkan pada penanganan kasus Covid-19, dalam waktu satu setengah tahun bisa mendeteksi yang positif 6,5 juta orang dari 65 juta lebih yang dites.

“Kok TB ini gak bisa  tertangani dengan baik. Ini masalah manajemen dan kita gak serius,” tukasnya saat memberi sambutan secara virtual pada acara “The 4th INA TIME 2022 di Bali” yang mengusung tema “Readiness to Collaborate”, di Sanur, Denpasar Jumat (9/9/2022).

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Komang Januartha Putra Pinatih
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih/Dok. Kabarnusa

Ia melanjutkan, padahal penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini sudah ada obatnya. Demikian juga,  vaksinnya tersedia.

“Namun kok bisa tidak tertangani, what’s wrong,” selorohnya.

Karena itu, alumnus Fisika Nuklir ITB Bandung ini mengajak semua pihak berkaborasi, secara sama-sama menangani kasus ini sehingga bisa mengeliminasinya.

Ketua Panitia INA-TIMES 2022 Dr dr I Wayan Gede Artawan Eka Putra menambahkan, selama tiga hari, pertemuan dihadiri 500 lebih peserta dari unsur akademisi, peneliti, praktisi kesehatan masyarakat, klinisi, Kementerian Kesehatan hingga industri farmasi hadir dalam pertemuan dunia ini.

Demikian juga, turut hadir perwakilan WHO, The Union Agains Tubercolosis dan unsur lainnya.

“Mereka menyampaikan paper yang dipresentasikan maupun secara oral serta ada juga karya melalui poster,” imbuhnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes menjelaskan dalam upaya penanggulangan dan eliminasi TB diperlukan kolaborasi dari berbagai sektor.

Dikatakan B itu penyakit lama, baik Indonesia dan global, tapi sampai sekarang masih menjadi masalah.

“Banyak faktor untuk penuntasan kasus ini, jadi kita harus berkolaborasi. Pemerintah tidak bisa menuntaskan sendirian masalah ini, maka harus kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.

Wagub Bali Cok Ace dalam sambutan dibacakan Asisten I, I Gede Indra Dewa Putra mengatakan  tuberkulosis (TBC) merupakan masalah kesehatan global dan Indonesia adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 di dunia setelah India dan China denga jumlah kasus baru per tahun sebanyak 824.000 orang.

TBC merupakan salah satu dari 10 penyebab utam kematian di Indonesia dengan jumlah kematian sebanyak 93.000 orang per tahun.

Dikatakan, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030 dengan “TOSS TBC” yakni Temukan Obati Sampai Sembuh TBC.

Pada tahun 2021 pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 49%.

“Artinya masih ada sekitar 51% kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan namun belum

dilaporkan.  Sedangkan angka keberhasilan pengobatan capaiannya 86% masih di bawah target

sebesar 90%,” jelas Gede Indra.

Pihaknya memperkirakan di Bali terdapat 12.406 kasus TBC, namun baru 24% yang ditemukan dan diobati pada tahun 2021.

“Angka keberhasilan pengobatan capaiannya 83% masih di bawah target (90%),” sambungnya.

Dikatakan, penerbitan Perpres No.67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC adalah penegasan kembali tentang komitmen Presiden dan Pemerintah RI untuk

mencapai Eliminasi TBC 2030.

Perpres telah mengamanatkan agar menerapkan Strategi Nasional penanggulangan TBC dengan pendekatan multisector.

Untuk itu, Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media sangat penting dalam pencapaian eliminasi TBC 2030.

Berita Lainnya

Terkini