Ida Pedanda Gde Bang Buruan Manuaba, |
Kabarnusa.com – Kalangan rohaniawan seperti Sulinggih, Pemangku, tokoh agama, mengingatkan agar rakyat, jeli memilih pemimpin yang tidak instan atau karbitan yang hanya datang mengambil hato rakyat untuk kepentingannya.
Apalagi, beberapa kandidat rame-rame turun ke masyarakat dengan berbagai program. Namun, rakyat perlu jeli menilai, mana yang kepeduliannya bersifat instan dan berpamrih untuk kepentingan pilkada jangka pendek dan mana yang berjuang dan membela orang kecil.
Pemimpin yang sejak puluhan tahun mengabdi atau ‘ngayah’ untuk rakyat, memberi pelayanan.
“Bukannya minta dilayani apalagi mengambil milik rakyat. Bila ia telah lama membela dan peduli, dapat diyakini bahwa pencalonannya adalah kelanjutan perjuangan untuk rakyat kecil,” kata Ida Pedanda Gde Bang Buruan Manuaba, sulinggih yang juga sebagai Wakil Dharma Adhyaksa PHDI Pusat, saat menyampaikan dharma wacana di Pura Andakasa, Kecamatan Manggis, Minggu akhir pekan lalu.
Serangkaian Tiryatra Wayan Sudirta-Made Sumiati, paket Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Karangasem dalam pilkada 2015 ini.
Sudirta-Sumiati dan Tim Pemenangannya memang berinisiatif meminta arahan dan dampingan Sulinggih untuk Tirtayatra di 5 Pura, yakni Pura Lempuyang, Pura Silayukti, Pura Goa Lawah, Pura Andakasa dan Pura Besakih. Sulinggih menghendaki pemimpin yang tidak punya cacat sosial, cacat moral maupun cacat spiritual.
Ikut mengantarkan tirtayatra kandidat dari PDIP itu, Ketua PHDI Bali, Prof.Dr. IGN Sudiana, MSi, Ketua Tim Pemenangan Wayan Sutena, Sekretaris Wayan Sumatra, Wakil Ketua DPD PDIP Bali Nyoman Parta, Gung Triana Tira, Komang Oka Antara, beberapa kader PDIP yang duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali dan DPRD Karangasem, serta Relawan Sudirta maupun Sumiati Centre.
Prof. Dr. IGN Sudiana mengamati, Wayan Sudirta dan Made Sumiati, termasuk tokoh Bali yang berpengalaman di bidang pemerintahan.
Kandidat lain pun terlihat melakukan program yang mirip-mirip, namun rakyat harus jeli membedakan mana yang programnya bersifat instan, dan mana merupakan program yang terbangun dari karakter dan integritas pribadi sang tokoh.
“Kami dari PHDI ingin daerah-daerah di Bali dipimpin kepala daerah yang punya kepedulian horizontal dan vertikal, bukan karena sedang pencalonan pilkada saja, tetapi yang memang dari dirinya sudah begitu, ada ataupun tidak ada pilkada,” ujar Sudiana.
Diketahuio, Wayan Sudirta yang berpaket dengan Made Sumiati, nampak sangat gencar membagikan paket sembako di 8 kecamatan se-Karangasem sejak Mei lalu.
Kata Komang Ganda Gunawan yang menangani pengadaan sembako, per hari dibagikan antara 2000 sampai 3000 paket untuk warga kurang mampu, disertai simakrama penyampaian visi, misi dan program yang selalu mendapat sambutan antusias.
Sudirta dikenal aktivis kritis terhadap Orde Baru, dengan mendirikan ormas Pemuda Hindu, dan di Era Reformasi ia mendirikan LSM anti korupsi Bali Corruption Watch, KORdEM Demokrasi Bali.
Mantan anggota DPD RI itu juga aktif di organisasi untuk membela profesi seperti IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia), PERADI (Persatuan Advokat Indonesia), PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia).
Juga, peduli terhadap pemangku dan Sulinggih, dengan memperjuangkan agar Sulinggih dan Pemangku diberikan kekhususan pelayanan di rumah sakit walaupun menggunakan program gratis.
Pasangan Sudirta-Sumiati menggunakan jargon ”Lebih Peduli, Lebih Bersih, Lebih Berani.”
“Walaupun membagikan mi instan, perjuangan Pak Sudirta tidaklah instan,” tandas Ganda. (rhm)