Aksi Perusakan Baliho Tolak Reklamasi Teluk Benoa Meluas

27 September 2015, 07:04 WIB

Baliho%2BJalak%2BSidakarya%2Byang%2Bdirusak

Kabarnusa.com – Aksi perusakan baliho berisi penolakan atas rencana reklamasi Teluk Benoa semakin meluas di sejumlah lokasi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali. Belum diketahui pasti, siapa pelaku yang melancarkan aksi massif dan mendapat kecaman para aktivis penolak reklamasi Teluk Benoa itu.

Pasca perusakan empat buah spanduk dan baliho sikap Desa Adat Tanjung Benoa, pembungkaman terhadap aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa terus terjadi.

Dari pantauan mereka, setidak-tidaknya terdapat 5 titik baliho tolak reklamasi Teluk Benoa yang dirusak di yakni baliho tolak reklamasi Teluk Benoa milik Desa Adat kelan, STT Sadarana dharma Banjar Pelasa Kuta, pemuda suwung kauh, Forum Kuta Perjuangan dan juga baliho tolak reklamasi milik Jalak Sidakarya.

Koordinator Jalak Sidakarya Wayan Putra Somali mengecam aksi perusakan baliho yang merupakan simbol penolakannya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Perusakan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa telah terjadi sebanyak 3 kali,” sebut Somali dalam siaran persnya diterima Kabarnusa.com Minggu (27/9/2015).

Menghadapi aksi itu, Somali menegaskan, jika perusakan baliho adalah cara yang digunakan untuk membungkam mereka maka jangan pihaknya tidak akan memadamkan api perlawanan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

Hal sama disampaikan, Koordintor Forum Kuta Perjuangan Agung Arya, pembungkaman telah terjadi berulang kali dan tidak tahun ini saja.

“Perusakan terhadap baliho tolak reklamasi mencerminkan rencana reklamasi Teluk Benoa yang anti terhadap suara penolakan sehingga baliho-baliho penolakan di berangus” paparnya.

Pemberangusan baliho-baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa tidak akan menyurutkan langkah Forum Kuta Perjuangan (FKP)  untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

“Robek, pasang lagi, dirusak, pasang lagi dan kami tidak mundur sedikitpun, kami tetap menolak rekamasi Teluk Benoa” tegas dia.

Aksi perlawanan juga dilontarkan Kadek Bobby Susila, Pemuda Suwung Kauh yang menyampaikan perusakan baliho di wilayahnya bukan kali pertama. Bahkan menurutnya ini adalah kejadian yang ke dua belas (ke-12) kalinya.
“Kami akan menegakkan kembali simbol perlawanan kami dan penolakan ini tidak akan berhenti sampai rencana reklamasi Teluk Benoa dibatalkan dan perpres 51 tahun 2014 dicabut” ujar Bobby.

ForBALI melalui Suriadi Darmoko Koordinator Divisi Politik ForBALI mengecam perusakan baliho-baliho tolak reklamasi Teluk Benoa yang merupakan aspirasi rakyat Bali.

Kata Darmoko, kejadian ini adalah yang enam kalinya di bulan September ini, dua kejadian diantaranya menyasar Desa Adat Tanjung Benoa dan juga Desa Adat Kelan.

Perusakan baliho penolakan reklamasi merupakan upaya pembungkaman terhadap aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Pembungkaman semacam ini menurutnya akan terus terjadi jika akar dari masalahnya tidak diselesaikan.

“akar masalahnya itu Perpres 51 tahun 2014  dan rencana reklamasi Teluk Benoa, jika Perpres tidak segera segera dicabut dan rencana reklamasi tidak dihentikan maka pembungkaman terhadap aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa akan terus dilakukan” demikian Darmoko. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini