|  | 
| Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko/Dok. KSP | 
Jakarta – Dengan pendapatan per kapita lebih dari US$23.000 dari posisi
 tahun 2020 sebesar USD 3.912 maka Indonesia mempunyai cita-cita untuk menjadi
 negara maju di tahun 2045.
“Untuk mencapainya target itu, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang konsisten
 antara 5,7% sampai 6,2% per tahun,” ujar Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko
 saat menjadi pembicara Pelatihan Kepemimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi
 Indonesia (ISMEI) secara daring dari Situation Room Gedung Bina Graha Jakarta,
 Rabu (7/4/2021).
Moeldoko menyebutkan, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menuju 2045 harus
 mulai dari sekarang.
Karena jika tidak, maka target tersebut akan sulit dicapai dan Indonesia akan
 terjebak dalam middle income trap, menjadi negara berpendapatan menengah,
 tetapi tidak kunjung beranjak menjadi negara maju.
Hal itu telah dialami oleh beberapa negara. Indoesia tidak ingin seperti itu.
 Ditargetkan pada tahun 2036 kita akan keluar dari “middle income trap” dengan
 pendapatan per kapita lebih dari US$12.000.
Untuk mewujudkan mimpi atau cita-cita tersebut tentu tidak mudah karena selalu
 ada hambatan dan tantangan yang harus dihadapi.
Salah satunya adalah pandemi Covid-19. Moeldoko menerangkan, Covid-19 telah
 membawa Indonesia dan semua negara di dunia ke dalam situasi krisis dengan
 skala yang tidak pernah dialami sebelumnya, sehingga Covid muncul sebagai game
 changer saat ini.
Dia pun menilai, tidak ada resep yang berlaku umum di semua negara untuk
 keluar dari krisis akibat dampak pandemi Covid-19. Namun Pemerintah telah
 berupaya melakukan yang terbaik, sambil melihat potensi yang ada serta
 membenahi kekurangan-kekurangan yang sifatnya spesifik di Indonesia.
“Dengan demikian, diharapkan kita tidak hanya mampu keluar dari krisis, tetapi
 sekaligus menggunakan momentum ini untuk melakukan perubahan-perubahan
 mendasar menuju Indonesia yang lebih baik,” terang Moeldoko.
Guna mendorong pemulihan ekonomi, sejak tahun lalu pemerintah mengeluarkan
 kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencakup upaya pemulihan
 kesehatan dan juga pemulihan ekonomi dengan memberikan insentif baik di sisi
 permintaan maupun di sisi penawaran.
Untuk tahun 2020, anggaran PEN adalah sebesar Rp695 triliun. Sementara pada
 tahun 2021, alokasi anggaran PEN mencapai Rp699,4 triliun.
“Angka ini dinamis, dalam arti masih bisa berubah sesuai perkembangan dan
 kebutuhan, untuk program PEN 2021 yang meliputi lima kluster yaitu Kesehatan,
 Perlindungan Sosial, Dukungan UMKM dan Korporasi, Insentif Usaha, dan Program
 Prioritas,” imbuh Moeldoko.
Agar mampu keluar dari krisis, dan sekaligus menjaga agar negara kita tetap
 berada di jalur yang benar untuk mewjudkan Visi Indonesia Maju 2045,
 diperlukan koordinasi yang baik dari setiap instansi dan lembaga terkait untuk
 bersama-sama mengatasi pandemi dan sekaligus memulihkan perekonomian.
Untuk itu, diperlukan kepemimpinan yang kuat, tegas, berani mengambil
 keputusan, serta mau mendengar, yang didukung analisis memadai dari bawahan,
 dari akademisi, praktisi dan komponen masyarakat lainnya. (rhm)
 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 