Jabat Kajati Bali, Amir Yanto Fokus Pencegahan Korupsi dan Reformasi Birokrasi

5 Juni 2018, 00:00 WIB
kajati%2Bbali
Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Amir Yanto/foto:kabarnusa

DENPASAR– Amir Yanto yang resmi memulai tugasnya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Bali menggantikan Jaya Kusuma bertekad lebih memberi perhatian serius kepada upaya preventif atau pencegahan dalam menekan tindak pidana seperti korupsi.

Menurutnya, dengan upaya pencegahan dilakukan jajarannya maka hal itu akan mampu menciptakan kondusifitas dan lebih efektif dalam mencegah praktek korupsi.

“Ya kita tetap pada upaya preventif dahulu, kecuali jika ada yang perlu tindakan represif ya kita lakukan,” tegasnya saat pisah sambut Kajati Bali di Hotel Grand Bali Beach Sanur, Denpasar Senin (4/6/2018) malam.

Yang tak kalah pentingnya lagi, kata Amir bahwa memperhatikan Bali sebagai tujuan pariwisata dunia, tentunya kondusivitas harus terjaga dengan baik, jangan sampai terjadi chaos atau kegaduhan.

“Saya kira dengan fokus pencegahan itu, untuk menjaga kondusivitas di Bali sehingga arus investasi masuk dan pariwisata maju,” tegas mantan Kepala Biro Perencanaan Kajaksaan Agung RI itu.

Pihaknya menyadari, dengan mengedepankan upaya preventif  maka hal itu tidak akan menghambat pembangunan. Sebaliknya, dia ingin jajaran kejaksaan bisa bersama-sama turut mendorong pembangunan di Bali,

Menurutnya, penindakan tindak pidana itu, bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, pihaknya mendorong adanya penyelesaian alternatif pidana lewat musyawarah mufakat

Selain fokus pada pencegahan, pihaknya juga memerintahkan semua Kajari di lingkungan Kejati Bali agar sungguh-sungguh dalam menjalankan reformasi birokrasi. Dengan begitu, akan menumbuhkan semangat akuntanbilitas dan membangun kepercayana publik.

Dalam pisah sambut yang dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan para Kajari se- Bali itu, Amir menceritakan kisah perjalanan karir di kejaksaan yang sesungguhnya kerap bersama mantan Kajati Bali Jaya Kusuma.

Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah ini mengaku tidak asing dengan Bali yang dikenal sampai mancanegara dan juga memiliki taksu atau daya tarik tersendiri.

“Bali dikenal karena adat budaya namun saya masih belum mengetahui banyak sehingga harus belajar lagi, meskipun sejak kecil di Boyolali,  sudah mengenal Bali karena satu  kampung  penduduk sebagian  beragama Hindu,” tuturnya.

Karena itulah, Amir menyampaikan permohoan izin agar bisa diterima masyarakat Bali dalam memulai tugas sebagai Kajati.

“Jika ada yang tidak berkenan mohon diingatkan sehingga saya bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawab ini sesuai yang diharapkan,” tegas mantan Kapuspenkum Kejagung ini. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini