Rembang – Berkat kegigihan ketekunan serta motivasi kuat untuk terus belajar akhirnya Rubit Yuliyani, remaja anak petani di RT 1 RW 1 Desa Mlatirejo Kecamatan Bulu, Rembang Jawa Tengah akhirnya bisa meneruskan studi S2 ke Paris, Prancis.
Meski mengenyam pendidikan di bangku sekolah di desa agaknya, tidak menyurutkan langkah Rubit Yuliyani untukm menggapai cita-citanya, bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Putri kedua pasangan Nargito – Sugiyati yang kesehariannya petani itu, kini berhasil kuliah S2 di Paris tepatnya di Master Degree (S2) Ascencia Business School.
Ya, Rubit Yuliani, yang tinggal di pinggir hutan itu mengaku, sejak kecil ingin traveling keliling dunia. Keinginannya itu terus dipendam hingga sekolah di SMA Negeri Sulang.
Keyakinannya terus menyala. meski berasal dari keluarga kurang mampu.
“Setelah SMA Negeri di Sulang, bekerja dulu sebagai buruh pabrik garmen di Bogor,” jelasnya saat ditemui di rumahnya Selasa 5 Juli lalu.
Sebulan bekerja sebagai buruh pabrik garmen di Bogor, Rubit Yuliyani, tidak betah, memutuskan hijrah ke Kota Gudeg, Yogyakarta.
Di Kota Pelajar itulah, awal langkah hidup Rubit Yuliyani mulai menemukan jalannya.
Awalnya bekerja sebagai staf administrasi di sebuah konveksi di Yogyakarta. Selain itu, dia jaga stand di Malioboro atau tempat lainnya.
Ketekunannya dalam bekerja dan disiplin mengumpulkan uang selama bekerja di Yogyakarta itu diantarnya untuk melanjutkan kuliah.
Setelah bekerja selama setahun, Rubit Yuliyani memulai kuliah di kampus Universitas Widya Wiwaha.
“Siang bekerja, malam kuliah,” tuturnya dikutip dari Rembangkab.go.id
Kesempatan berkuliah dimanfaatkan Rubit Yuliyani dengan baik. Meski kuliah malam ia terus mengasah wawasan tentang kebutuhan berbahasa Inggris.
Beruntung, dia bertemu komunitas-komunitas bahasa di Yogyakarta. Setidaknya ada tiga komunitas yang mengasah keahliannya skill kemampuan Bahasa Inggris.
Hanya saja, meki sudah berkumpul dengan banyak komunitas bahasa, dia mengaku masih kurang kemampuannya dalam Bahasa Inggris.
Kemudian, ketila mendengar program Au Pair, atau semacam pertukaran budaya dengan bekerja di luar negeri, Rubit Yuliyani tertarik dan terus mencari informasi/
Barulah setelah lulus kuliah tahun 2018, mulai melamar Au Pair di sejumlah negara Eropa.
Rubit Yuliyani mengaku berbekal modal nekad sebab, mulai surat lamaran hingga biodata berbahasa Inggris dibuatnya dengan bantuan google translate.
Berkat kegigihan dan ketekunannya, berulangkali ulang melamar Au Pair, akhirnya dia bisa mendapatkan keluarga yang tertarik dengan dirinya.
Sebenarnya, datang tawaran Au Pair pertama dari sebuah keluarga di Inggris. Hanya saja, dengan berbagai pertimbangan, ia memilih untuk tidak memilih keluarga dari Inggris itu.
Kemudian, datang tawaran kedua dari sebuah keluarga di Perancis, dari imigran Aljazair.
Akhirnya, setelah wawancara online, Rubit Yuliyani memberanikan diri berangkat ke Perancis. Hingga dirinya merasa betah tinggal bersa,a keluarga muslim di Prancis.
Dari keluarga itu, Rubit Yuliyani mendapatkan jaminan sekolah master kuliah S2 di Paris. Sejumlah universitas di Paris juga dilamar untuk jenjang Master.
Ada dua kategori Master M1 dan M2 dan dirinya berkesempatan M1 jurusan Bisnis Internasional di ILCI Bussines School tahun 2020.
Setelah M1, mendapatkan kesempatan M2. Namun untuk M2 itu ada berbagai persyaratan dari Pemerintah Prancis yang harus dipenuhi. Syukurnya, dia pernah bekerja di salah satu waralaba internasional dan mendapatkan penjaminan dari perusahaan hingga bisa M2.
Sebagai ayah, Nargito, mengaku tidak menyangka anak perempuannya bisa sekolah sejauh itu.
Apalagi, dirinya hanya seorang buruh tani yang serba kekuranga. Jangankah mengkuliahkan anak hingga luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serba penuh keterbatasan.
“Alhamdulillah, anak saya bisa sekolah tinggi,” ucap Nargito
Demikian juga Sugiyati, ibu Rubit Yuliyani yang mengaku selama tiga Lebaran terakhir tidak bertemu dengan anak keduanya itu. Kepulangan Rubit beberapa hari lalu merupakan yang pertama sejak tiga tahun lalu.
Rubit sangat berharap anak-anak muda Rembang khususnya untuk tidak takut dengan kendala kekurangan materi untuk sekolah tinggi. ”Selama berusaha dan berdoa, saya yakin anak-anak muda lain bisa seperti saya. Dia mempersilakan siapa saja yang ingin mengikuti Au Pair bisa sharing menanyakan melalui via instagramnya @rubit_yuliya.
“Saya dengan senang hati akan membantu,” Rubit Yuliyani mengakhiri.