![]() |
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan erupsi Gunung Sinabung terjadi selama tiga kali/PVMBG |
Jakarta – Gunungapi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali
erupsi memuntahkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter. Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan erupsi terjadi selama tiga kali
pada Senin (4/1/2020).
Tercatat erupsi pertama terjadi pada pukul 08.54 WIB dengan tinggi kolom abu
teramati ± 700 meter di atas puncak atau ± 3.160 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong kearah
barat dan barat laut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati
menyampaikan, erupsi ini terekam di seismogram dengan durasi ± 2 menit 34
detik.
Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 11.50 WIB, dengan tinggi kolom abu ±
1.000 meter di atas puncak atau ± 3.460 meter di atas permukaan laut.
Kemudian, kolom abu kelabu tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi
ini terekam di seismogram dengan durasi ± 1 menit 57 detik.
Selanjutnya, erupsi yang ketiga terjadi pada pukul 14.12 WIB dengan tinggi
kolom abu ± 1.000 meter di atas puncak atau ± 3.460 meter di atas permukaan
laut.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah
utara dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan durasi ± 1 menit 53
detik,” sebut Jati dalam siaran pers.
Saat ini Gunungapi Sinabung berada pada Status Level III (Siaga).
Dalam hal ini, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak
melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di
dalam radius radial 3 kilometer (km) dari puncak Gunungapi Sinabung.
“Termasuk pada radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk
sektor timur-utara,” imbuh Jati. Apabila kemudian terjadi hujan abu, maka
masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak
kesehatan dari abu vulkanik.
Selain itu, masyarakat diminta agar dapat mengamankan sarana air bersih serta
membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Berikutnya, masyarakat yang tinggal dan bermukim di dekat sungai-sungai yang
berhulu di Gunungapi Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
(rhm)