Kapolri Minta Orang Tua Waspada: Lindungi Anak dari Jeratan Judi Online

Yogyakarta -Di tengah gemuruh Yogyakarta, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menorehkan garis merah dalam kunjungan kerjanya.

Bukan tentang kejahatan konvensional, melainkan ancaman digital yang merenggut masa depan bangsa: judi daring. Di Youth Centre Yogyakarta, dalam acara Pekan Orientasi XII Hikmabudhi, sang jenderal menyuarakan keprihatinannya.

Bukan kalangan berpunya, melainkan mereka yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta atau Rp 2 juta, yang terjerat dalam pusaran judi online, mencari jalan pintas untuk menambah pundi-pundi yang kian menipis.

“Dari data yang masuk, semakin kecil penghasilan masyarakat… dia kemudian mencoba untuk menambah penghasilnya dengan ikut judol,” ungkapnya, miris melihat bagaimana harapan palsu merenggut tabungan yang seharusnya menjadi penyangga hidup.

Lebih mengkhawatirkan lagi, jaring-jaring judi daring kini merentang hingga ke anak-anak di bawah umur, menyamar sebagai permainan biasa, meracuni generasi penerus bangsa.

“Anak-anak di bawah 10 tahun menjadi sasaran pelaku judol,” katanya, menggambarkan betapa liciknya para pelaku.

Dampak dari kecanduan ini tak main-main: stres, bunuh diri, isolasi sosial, masa depan yang hancur. Kapolri menyerukan aksi nyata, mengajak para pemuda untuk menjadi agen perubahan, menyebarkan g kesadaran tentang bahaya judi daring. Ia juga meminta para orang tua untuk lebih waspada, memeriksa ponsel anak-anak mereka secara berkala.

“Judol ini dampaknya sangat luar biasa. Tentu ini menjadi tantangan terdepan yang harus kita hadapi,” tegasnya, menekankan urgensi dari perang melawan judi daring.

“Ujung-ujungnya pasti kalah,” ia mengingatkan, mengakhiri pesannya dengan penegasan bahwa judi daring hanyalah ilusi, janji palsu yang hanya akan membawa petaka. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, mewujudkan salah satu program Asta Cita Presiden, memberantas narkoba, dan menyelamatkan generasi bangsa dari cengkeraman judi daring.***